HISTATS

Sunday, December 29, 2013

Cara Belajar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal 
Yap, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.


2. Membaca adalah kunci belajar 
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh dosen. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.


3. Mencatat pokok-pokok pelajaran 
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.


4. Hapalkan kata-kata kunci 
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.


5. Pilih waktu belajar yang tepat 
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Saturday, November 16, 2013

- Cara menghilangkan rasa pedas -

Upaya menghilangkan rasa pedas atau panas di
dalam mulut setelah Anda makan cabe atau
sambal dengan minum air dingin atau es malah
akan menambah rasa pedas lebih tajam.

Sebaliknya bila Anda minum air hangat akan
mengurangi rasa pedas tersebut. Tapi bila minum
air dingin bergantian dengan air panas, hal itu
akan membingungkan mulut Anda.

Tutorial Merakit PC
Setelah anda memilih komponen dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan perakitan PC, Sebagai Petunjuka agar anda tidak melakukan kesalahan Anda Melakukan langkah-langkah sesuai dengan petunjuk dibawah ini, pastikan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan perakita, ikuti petunjuk dengan benar, anda akan terbiasa apabila sudah sering melakukan perakitan.

Langkah 1: Menyiapkan Lokasi


Gunakan meja atau tempat kerja yang memadai. Jangan melakukan perakitan di atas lantai tanpa karpet atau tikar. Jangan sekali-kali menghubungkan perangkat yang ada pada arus listrik, misalnya dengan menancapkan kabel power yang terhubung ke listrik dengan cassing pada saat proses perakitan belum selesai.


Langkah 2: Menyiapkan Motherboard

1.Buka kardus motherboard anda dan keluarkan papan tersebut dari dalamnya

2.Buka buku manual dan baca degan teliti tentang konfigurasi jumper dan konektor motherboard tersebut.

3.Perhatikan socket processor pada motherboard. Buka tuas penguncinya untuk melanjutkan pemasangan processor.





Langkah 3: Memasang Processor

1.Ambil dan perhatikan processor anda. Periksa dengan socket processor pada motherboard. Lihat bahwa produsen memberi tanda adanya kaki-kaki yang patah pada processor dan lubang-lubang yang berkurang pada socket agar pemasangan ini tidak terbalik

2.Masukan kaki-kaki processor ke dalam lubang-lubang socket dengan tepat hingga seluruh kaki tersebut masuk ke dalam lubang socket. Jika ada sesuatu yang menghambat jangan dipaksa, lebih baik dilepas kembali dan amati apa yang terjadi.

3.Setelah processor terpasang kancingkan kembali tuas ke posisi semula




Langkah 4: Memasang Heatsink Processor
1.Akan lebih baik, jika sebelum Heatsink dipasang, pada chip processor di berikan thermal paste. Thermal paste digunakan untuk membantu kontak antara permukaan chip processor dengan heatsink di bawah kipas. Paste penghantar panas tersebut akan memperbaiki kontak CPU dengan kipas sehingga processor akan lebih terjaga.

2.Sebelum melakukan pemasangan, perhatikan posisi kabel daya untuk kipas dengan lokasi konektor dayanya. Cari jarak terpendek agar konektor daya tidak bersinggung dengan kipas.

3.biasanya pada socket sudah dimiliki pengait untuk bingkai heatsink. Cocokan bingkai atau pengait tersebut dengan heatsink dan pasang heatsink dengan benar.

4.Sambungkan kabel daya kipas processor tersebut ke motherboard. Konektor daya untuk kipas biasanya memiliki tiga pin dan disampingnya tertulis fan.




Langkah 5: Memasang RAM

1.Agar tidak terbalik dalam pemasangan RAM, biasanya disediakan satu atau lebih cekungan sebagai tanda yang sesuai dengan slot lokasi pemasangan.

2.Masukan RAM pada slotnya dengan pedoman pada tanda cekungan yang diberikan, tekan dengan kuat dan kemudian kunci ujung-ujung RAM dengan pengunci yang disediakan.




Langkah 6: Menyiapkan Cassing dan memasang Motherboard

1.Persiapkan cassing terlebih dahulu. Buka penutupnya dan cocokan motherboard dengan dudukan yang ada pada cassing.

2.Masukan motherboard ke cassing dan atur penempatan pada kaki-kaki yang telah ada.

3.Jika sudah yakin, masukan mur dan gunakan obeng untuk mempermudah pekerjaan anda.




Langkah 7: Memasang Harddisk

Siapkan harddisk dan kabel IDE yang akan menghubungkan harddisk dengan motherboard. Untuk pemasangannya, lakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1.Ambil kabel IDE. Kabel IDE untuk harddisk adalah kabel 80 ware. Perhatikan takik yang ada pada kabel tersebut, dan cocokan dengan tanda yang ada pada motaherboard.

2.Pasang kabel tersebut dengan hati-hati, jika menghambat jangan dipasangkan, bila perlu ulangi kembali

3.Ambil harddisk dan perhatikan jumpernya. Informasi tentang pemasangan jumper, biasanya ditemukan dibagian permukaan harddisk. Terdapat pilihan Master, Slave atau Cable Select. Untuk kasus ini pilih pemasangan jumper dengan pilihan master.

4.Kemudian pasang harddisk ke dalam lokasi yang disediakan pada cassing.

5.Setelah selesai pemasangan harddisk, hubungkan dengan kabel daya dari power supply ke konektor daya yang ada pada harddisk.

6.Selanjutnya pasang kabel IDE yang menghubungkan motherboard dengan harddisk. Perhatikan posisi garis merah pada kabel yang menandakan posisi nomor satu.




Langkah 8: Memasang Kartu Grafis

1.Cek slot yang akan digunakan sebagai tempat untuk pemasangan kartu grafis, buka penutup konektor di bagian belakang cassing, tepat pada posisi yang dihadapkan dengan slot yang dipilih.

2.Masukan kartu grafis ke dalam slotnya, tekan kuat-kuat, tetapi jangan dipaksa jika ternyata kartu tersebut sulit masuk pada slotnya.

3.Lakukan penyekrupan terhadap kartu grafis agar menempel kuat pada cassingnya.




Langkah 9 Memasang Floppy Drive

1.Perhatikan bagian depan cassing anda. Dibagian tersebut terdapat kolom-kolom panel yang digunakan untuk pemasangan drive seperti CD drive, floppy drive dan sebagainya. Panel yang akan digunakan untuk memasang floppy drive 3 ¼ inchi, berukuran paling kecil jika dibandingkan dengan panel-panel yang lain.

2.Jika penutup kolom sudah terlepas, ambil floppy drive dan masukan dalam kolom tersebut.

3.Kunci floppy drive dengan mur yang telah disediakan.




Langkah 10 Mengecek dan memasang kabel daya

1.Kabel daya untuk motherboard, berukuran paling besar dibandingkan dengan kabel-kabel daya lainnnya. Cari konektor kabel ini pada motherboard. Biasanya konektor tersebut diletakan disamping processor.

2.Kabel daya untuk Processor, berbentuk segi empat kecil dengan empat lubang konektor di dalamnya. Kabel ini berfungsi untuk memberi daya pada processor dan biasanya di pasang di samping processor. Cari konektor yang sesuai di dekat processor.

3.Kabel daya untuk Floppy Drive, berukuran kecil dan ditancapkan pada konektor di bagin belakang Floppy drive dan disamping kabel data floppy.

4.Kabel daya untuk Harddisk, berbentuk lebih besar dari pada kabel daya floppy dan dipasang disamping kabel data pada harddisk.


Langkah 11 Memasang kabel Cassing

Langkah selanjutnya adalah memasang kabel cassing, yang dimaksud kabel cassing disini adalah kabel yang menghubungkan motherboard dengan cassing . kabel-kabel ini diantaranya adalah

Kabel konektor untuk Power Cassing (“Pw”)
Kabel konektor untuk tombol Reset (“Rst”)
Kabel konektor untuk LED IDE (“HDD”)
Kabel konektor untuk Speaker (“spk”) dll





Langkah 12 Memasang Komponen Lain

Setelah anda yakin bahwa pada bagian dalam cassing yang berisi motherboard dan semua komponen telah tertata dengan baik dan terpasang dengan benar, maka langkah berikutnya kita akan memasang komponen-komponen lain diluar cassing yang berhubungan dengan komputer. Komponen-komponen eksternal tersebut seperti halnya monitor, mouse, keyboard, printer,scanner, modem dan sebagainya.
Setelah itu, barulah Anda dapat menghubungkan catu daya pada cassing dengan jala-jala listrik. Hidupkan komputer Anda, bila semua lancar, seharusnya PC Anda dapat memunculkan penghitungan jumlah RAM pada monitor. Bila PC Anda adalah PC baru, maka secara otomatis BIOS akan meminta untuk diatur, apakah dengan memberikan pesan dan pilihan masuk BIOS atau terus, maupun langsung masuk ke-BIOS.
Bila memang PC baru, sebaiknya Anda atur terlebih dahulu BIOS-nya. Pengaturan BIOS dapat Anda baca pada manual dari motherboard Anda tersebut. Bila Anda menggunakan fasilitas “BIOS Pintar”, Anda harus berhati-hati saat mengatur nilai dari frekuensi maupun multiplier. Bila diberikan fasilitas pengaturan tegangan prosesor ataupun I/O, sangat disarankan Anda harus berhati-hati dalam mengubah nialinya. Sebaiknya Anda biarkan saja tegangan tersebut pada nilai default-nya. Setelah itu Anda dapat melanjutkan dengan menginstal sistem operasi (Operating Sistem, OS) seperti Windows 95, Windows 98/Windows 98 Second Edition (SE), Windows ME, Windows NT, Windows 2000, Windows XP, atau LINUX, dan lain-lain.

Simpulan

Merakit-PC sebenarnya hal yang tidak terlalu sulit, karena hardware komputer semua telah didesain sedemikian rupa hingga memudahkan penggunanya, dan jika Anda menguasainya maka dapat lebih mempersempit pengeluaran Anda.

Menguasai teknik merakit-PC (Personal Computer) Anda dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri seperti Service Computer, Service Hardware, dan sebagainya.

Author : Syaiful Ahdan,S.kom


MEKANISME TRANSPORT MEMBRAN SEL

            Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

            Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
•           Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
•           Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
•           Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
•           Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
•           Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Difusi dan biologi
            Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
            Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate).
            Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
 
            Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion –ion dan molekul melalui membran sel yang bersifatpermeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.

            Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka ke bagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju ke luar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka ke arah luar menjadi membuka ke arah dalam sel dan ion kalium dilepaskan ke dalam sel.

Endositosis dan Eksositosis
            Molekul besar, seperti protein dan polisakarida, umumnya melintasi membran dengan mekanisme yang berbeda yang melibatkan vesikula. Sel mensekresikan makromolekul dengan cara menggabungkan vasikula dengan membran plasma, hal ini biasa disebut dengan eksositosis. Banyak sel sekretori menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produk mereka. Misalnya sel tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan mensekresikan ke dalam darah melalui eksositosis. Contoh lain ialah neuron, yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang neuron lain atau sel otot.
            Pada endositosis, sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat diluar selnya.
Terdapat tiga jenis endositosis yaitu :
1. Fagositosis (pemakan seluler), sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola.
2. Pinositosis (peminum seluler), sel “meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik dalam substansi yang ditranspornya.
3. Endositosis yang diperantarai reseptor, hampir sama dengan pinositosis hanya saja, selektif terhadap substansi yang ditranspornya. Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat meperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler. Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk sintesis steroid lainnya.

Daftar pustaka

http://wisnusatriawi.blogspot.com/p/mekanisme-transport-membran-sel.html

Tuesday, May 28, 2013

Makanan dari kotoran manusia

Peneliti Jepang menemukan daging sintetis yang berasal dari kotoran manusia. Lantas, apakah temuan itu sehat untuk dikonsumsi manusia. Menurut para ahli, secara teori temuan itu aman untuk dikonsumsi. Caranya, harus dimasak untuk mematikan penyakit beracun di dalamnya. “Pastikan makanan itu dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi,” kata profesor keamanan makanan dari Kansas State University, Douglas Powell, sebagaimana dikutip dari laman livescience.com.

Untuk membuat daging sintetis ini, peneliti Jepang memisahkan protein dari bakteri dalam kotoran. Daging kotoran ini dihasilkan dengan mengekstrak kandungan dasar makanan, seperti karbohidrat, protein, dan lemak dalam kotoran dan mengombinasikan zat-zat itu kembali.

Daging sintetis yang dihasilkan terdiri dari 63 persen protein, 25 persen karbohidrat, tiga persen lemak, dan sembilan persen mineral. Protein dari kedelai ditambahkan dalam proses pembuatan untuk menambah rasa dan warna daging sintetis ini agar tampak lebih merah.

Powell sendiri mengaku tak memahami metode yang digunakan oleh ilmuan Jepang dalam menemukan daging sintetis ini. Tapi dia memperkirakan para ahli Jepang itu memanaskan kotoran terlebih dahulu sebelum mengolahnya.

Powell mengatakan, memakan daging sintetis ini sama halnya memakan tanaman yang dipupuk, sebab nutrisi dalam kotoran itu sama dengan yang terkandung dalam tanaman tersebut.

“Secara teori, tidak ada yang salah dengan daging sintetis ini,” kata Powell.

“Ini sangat aman untuk dikonsumsi, tapi saya pastikan ada faktor menjijikkan di sini.”

Bagaimana pun, kata Powell, keamanan makanan itu harus diteliti melalui laboratorium. Yang jelas, sebelum dikonsumsi daging sintetis ini harus dimasak terlebih dahulu.

Lantas, bagaimana jika daging sintetis ini tidak dimasak? “Saya tidak akan menyentuhnya,” kata Powell.

Tuesday, April 30, 2013

Tau Gak Sih?


Sejumlah ilmuwan ruang angkasa seluruh dunia, baru saja mengadakan pertemuan di Darmstadt, Jerman. Mereka mengumumkan ada satu kebutuhan mendesak untuk membersihkan ruang angkasa dari sampah-sampah satelit.

Mereka memperkirakan ada lebih dari 30 ribu item raksasa yang ikut mengitari bumi dan membahayakan orbit. Sampah yang sebagian besarnya adalah satelit dan badan roket itu, berubah menjadi kepingan-kepingan terpisah akibat ledakan tangki bahan bakar dan baterai. Kehadiran mereka pada akhirnya menganggu lintasan benda langit lainnya.

Badan Antariksa Eropa (ESA), Profesor Heiner Klinkard mengatakan, frekuensi bencana tabrakan antarsampah-sampah ini dikhawatirkan meningkat.

Jarak sampah-sampah itu hanya sepuluh sentimeter dari batas bumi. Ini juga berpotensi membahayakan pergerakan pesawat luar angkasa. Kemungkinan hingga 200 tahun ke depan, kesehatan planet ini semakin terancam jika tidak ada penanganan dan komitmen dari berbagai negara terkait.

Menurut Klinkard, hal ini bisa dihindari minimal dengan membersihkan lima hingga sepuluh benda besar yang menjadi sampah ruang angkasa setiap tahunnya.

Saturday, April 27, 2013

Semut Punya Kemampuan untuk Mendeteksi Gempa

Peneliti Universitas di Jerman melaporkan hasil pengamatan terhadap sarang semut yang dilakukan selama beberapa tahun kepada Live Science. Mereka menemukan perilaku semut yang tidak biasa beberapa saat sebelum dan setelah gempa.

Pada hari biasa, semut kayu merah lebih aktif berada di luar sarang untuk mengumpulkan makanan. Semut kemudian istirahat di dalam sarang pada malam hari. Namun, ketika terjadi gempa termasuk pada kisaran 3,2 magnitude sekitar 32 kilometer dari sarang, semut tidak kembali pada malam hari.

Para peneliti menemukan, semut kembali melakukan aktifitas seperti sedia kalanya satu hari setelah gempa. Para peneliti kemudian berdiskusi terkait kemungkinan semut dapat memprediksi gempa dengan jaringan pengamatan mereka.

Para peneliti ini mengatakan jika perilaku dan reaksi semut ketika pergi jauh saat gempa cukup signifikan, maka jaringan amatan semut pasti memiliki sebuah sistem. Sistem ini memungkinkan prediksi gempa dengan waktu yang cukup sebelumnya.

Peneliti mengatakan, semut kayu merah dapat mendeteksi perubahan konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang meningkat dari dalam kerak bumi. Konsentrasi gas ini memang diketahui berubah sebelum terjadi gempa.

Semut pun diduga dapat merekam gerak halus, elektromagnetik dan pergerakan lempengan tanah. Meski pun dalam skala mikro yang terjadi di dalam kerak bumi.

Gabriele Berberich, salah satu peneliti utama dari University Duisburg-Essen, Jerman mengatakan, mereka akan mencoba merencanakan studi kembali terhadap semut ini di daerah dengan aktivitas tektonik yang aktif. Ini dilakukan untuk memastikan aktifitas semut tersebut dalam menghadapi 'tantangan' di daerah lempengan aktif.

5 INDIKASI BAHWA PLANET BUMI MULAI "TIDAK SEHAT"

1.Melelehnya es di Arktik (Kutub Utara) Studi terbaru memperkirakan bahwa perairan Arktik bisa meleleh dan bebas dari es pada musim panas minimal 30 tahun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Melelehnya es di Kutub Utara ini bisa memperkuat kecenderungan pemanasan global dan membahayakan penghuni Kutub Utara sendiri, dari manusia hingga beruang kutub.

2. Runtuhnya lapisan es antartika (Kutub Selatan) Wilkins adalah salah satu dari sembilan lapisan es antartika yang telah surut atau runtuh dalam beberapa dekade terakhir. Lapisan es yang runtuh paling dramatis adalah Larsen A dan B, yang runtuh secara tiba-tiba pada tahun 1995 dan 2002.

3. Lubang di lapisan ozon Lapisan ozon melindungi penghuni bumi dengan menyerap sinar ultraviolet berbahaya. Tapi banyaknya penggunaan bahan kimia dan polutan dapat membuat lubang besar di lapisan ozon. dibutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk dapat memulihkan lapisan ozon seperti semula.

4. Meluasnya zona laut mati Zona laut mati adalah kantong laut yang mana oksigen habis sehingga banyak ikan, kerang dan spesien lain yang tidak dapat bertahan hidup, seperti terdapat di Teluk Meksiko. Zona ini terbentuk ketika pupuk tercecer dari sungai dan membuat banyak alga (tumbuhan laut yang memproduksi oksigen) mati dan membusuk.

5. Krisis karang laut Terumbu karang adalah habitat laut yang penting bagi kebanyakan spesies laut. Tapi beberapa dekade terakhir, banyak terumbu karang yang mengalami krisis karena adanya penangkapan ikan yang berlebihan, polusi laut, penyakit, pemanasan dan pengasaman air laut. Perairan samudera menjadi lebih asam karena menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Artinya, semakin banyak polusi udara, makin asam air laut.

Thursday, April 25, 2013

Laporan Fisiologi Tekanan Darah

Laporan Fisiologi Tekanan Darah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47.
Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.Tekanan darah arterial ialah kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.
Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik. (1 : 133)
B. Tujuan
1. Mempelajari cara-cara pengukuran tekanan darah arteri.
2. Mempelajari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis.

3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Tekanan darah adalah gaya yang darah berikan terhadap dinding pembuluh darah. Selama sistol, gaya pada dinding pembuluh darah yang terbesar; sewaktu diastole, jatuh ke titik terendah. Pengukuran tekanan darah adalah rasio dari kedua tekanan.
Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah curah jantung. Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat. Faktor kedua yang mempengaruhi tekanan darah resistensi perifer, atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, jika tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi.(2 : 29)
B. Hubungan Antara Tekanan, Aliran, dan Resistensi
Aliran darah yang melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor : (3 : 164)
1) Perbedaan tekanan darah di antara kedua ujung pembuluh, kadang-kadang juga disebut “gradien tekanan” di sepanjang pembuluh darah, yaitu daya yang mendorong darah melalui pembuluh.
2) Rintangan bagi aliran darah melalui pembuluh, yang disebut resistensi pembuluh darah.
C. Aliran darah
Secara sederhana, aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu di sirkulasi dalam periode waktu terentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam milimeter per menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam milimeter per detik atau setiap satuan aliran lainnya.
Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.(3 :164)
D. Pembuluh Darah
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah di antara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.(4 : ...)
E. Tekanan Darah Arteri Normal
Tekanan darah dalam arteri brakialis pada orang muda dewasa pada posisi duduk istirahat duduk atau berbaring menedekati 120/70 mm Hg. Cukup kelihatan lebih rendah pada malam hari dan pada perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Karena tekanan arteri adalah hasil curah jantung dan tekanan perifer, dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua faktor tersebut. Emosi misalnya meningkatkan curah jantung, dan mungkin sulit menentukan tekanan darah istirahat sebenarnya pada orang yang gelisah atau tegang. Secara umum, peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik.
Terdapat kontroversi mengenai penentuan batas tekanan darah normal dan tinggi (hipertensi), terutama pada orang tua. Namun, bukti tampaknya sesuai dengan apa yang terlihat pada orang yang sehat mengenai kenaikan tekanan sistolik dan diastolik dengan peninkatan umur.
Penyebab penting dari peningkatan tekanan sistolik adalah penurunan distensibilitas arteri; pada tingkat yang sama dengan curah jantng, tekanan sistolik lebih tinggi pada orang tua dibandingkan orang muda karena peningkatan volume dari sistem arteri selama sistolik lebih sedikit untuk mengakomodasi jumlah darah yang sama.(5 : 565)
F. Pusat Pengawasan dan Pengaturan Tekanan Darah
Pusat pengawasan dan pengaturan tekanan darah yaitu : (6 : 131)
1. Sistem saraf : terdiri atas pusat-pusat yang terdapat di batang otak misalnya pusat vasomotor dan di luar susunan saraf pusat misalnya baroreseptor dan sistematis.
2. Sistem humoral (kimia) : berlangsung lokal atau sistemik misalnya renin angiotensin, vasopresin, epinefrin, asetilkolin, serotinin, adenosine kalsium, magnesium, hidrogen, dan kalium.
3. Sistem hemodinamik : lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, serta perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik bagian luar dan bagian dalam sistem vaskular.
G. Komposisi dan Fungsi Darah
Volume darah orang dewasa berkorelasi dengannya (bebas lemak) massa tubuh dan sebesar 4-4,5 L pada wanita dan 4,5-5 L pada laki-laki dari 70 kg BB. Fungsi darah termasuk pengangkutan berbagai molekul (O2, CO2, nutrisi, metabolit, vitamin, elektrolit, dll), panas (regulasi suhu tubuh) dan transmisi sinyal (hormon) sebagai serta sangga dan pertahanan kekebalan tubuh. Darah terdiri dari cairan plasma) elemen dibentuk yaitu sel darah merah transportasi O2 dan memainkan peran penting dalam regulasi pH. sel darah putih dapat dibagi menjadi neutrophilic, inti sel dan basophilic granulosit, monosit, dan limfosit.
Neutrofil berperan dalam kekebalan nonspesifik pertahanan, sedangkan monosit dan limfosit berpartisipasi dalam respons imun spesifik. Trombosit yang diperlukan untuk hemostasis. Hematokrit (Hct) adalah rasio volume sel darah merah untuk seluruh. Plasma adalah bagian cairan darah di yang elektrolit, nutrisi, metabolit, vitamin, hormon, gas, dan protein yang terlarut.(7:88)
H. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah dan Nadi
Faktor-faktor yang mempertahankan TD : (8 : ...)
a) Kekuatan memompa jantung.
b) Banyaknya darah yg beredar.
c) Viskositas darah.
d) Elastisitas dinding pembuluh darah.
e) Tahanan tepi.
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi :
a) Posisi : lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.
b) Umur : anak lebih cepat dari pada dewasa.
c) Jenis kelamin : pria lebih cepat dari pada wanita.
d) Exercise : exercise akan meningkatkan.
e) Emosi : emosi kuat akan meningkatkan pulse.
I. Jenis Kelainan dan Penyakit Sistem Transportasi Darah
Jenis kelainan dan penyakit sistem transportasi darah adalah sebagai berikut.(9 : ...)
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
2. Hemofili / Penyakit Darah Sulit Beku Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa) (Hydrargyrum = air raksa).
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
6. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8. Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus / Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Nama Percobaan
“Pemeriksaan tekanan darah”.
B. Alat dan Bahan
a) Manometer air raksa atau aneroid.
b) Stetoskop.
C. Prosedur Kerja
Dalam meencatat tekanan darah secara fisiologis, orang coba harus berada dalam keadaan yang menyenangkan dan lepas dari pengaruh-pengaruh yang dapat mempengaruhi hasil pencatatan. Pencatatan tekanan darah ini dengan metode tak langsung.
1. Cara Palpasi
Segala bentuk pakaian harus dilepas dari lengan atas dan manset dipasang ketat dan sempurna pada lengan. Bila manset tidak terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh pembacaan yang abnormal tinggi. Saluran karet dari manset kemudian dihubungkan dengan manometer. Sekarang rabalah arteri radialis pada pergelangan tangan orang coba dan tekanan dalam manset dinaikkan dengan memompa sampai denyut nadi menghilang. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan kira-kira 3 mm/dt. Saat dimana denyut arteri radialis teraba kembali menunjukkan tekanan darah sistolis. Metode palpasi harus dilakukan sebelum melakukan auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan yang diharapkan.
2. Cara Auskultasi
Kedua tekanan sistolis dan diastolis dapat diukur dengan metoda ini, dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri tersebut.
Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak yang paling sedikit 5 cm, antara manset dan tepat meletakkan stetoskop. Mula-mula rabalah arteri brachialis untuk menentukan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan diastolis. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop diatas arteri brachialis pada siku. Mula-mula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam empat fase yang berbeda :
1) Fase I
:
Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas dan makin lama makin keras sewaktu tekanan menurun 10-14 mmHg berikutnya. Ini disebut pula nada letupan.
2) Fase II
:
Bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan tekanan 15-20 mmHg.
3) Fase III
:
Bunyi sedikit berubah dalam kualitas tetapi menjadi lebih jelas dan kearas selama penurunan tekanan 5=7 mmHg berikutnya.
4) Fase IV
:
Bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya. Setelah itu bunyi menghilang.
5) Fase V
:
Titik dimana bunyi menghilang
a) Permulaan dari fase I yaitu dimana bunyi mula-mula terdengar merupakan tekanan sistolis
b) Permulaan fase IV atau fase V merupakan tekanan diastolis, dengan perbedaan sebagai berikut : Fase IV terjadi pada tekanan 7-10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan diastolis intra arterial yang diukur secara langsung.
c) Fase V terjadi pada tekanan yang sangat mendekati tekanan diastolis intra anterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan latihan otot atau keadaan yang meningkat aliran darah, maka fase V jauh lebih rendah dari tekanan diastolis yang sebenarnya. Pada anak-anak, fase IV lebih tepat digunakan sebagai indeks tekanan diastolis.
Catatlah hasil pemeriksaan sebagai berikut : 120/82/78. Yaitu 120 = tekanan sistolis; 82 = fase IV; 78 = FaseV. Bila fase IV dan fase V adalah sama, maka ditulis : 120/78/78.
Ulangi pencatatan beberapa kali untuk memperoleh nilai yang pasti.
3. Cara Osilasi
Yaitu dengan melihat osilasi pada manometer. Manset dipompa sampai tekanannya 10-20 mmHg melebihi tekanan sistolis yang ditentukan dengan metoda Riva Rocci. Tekanan manset diturunkan perlahan-lahan sambil memperhatikan air raksa manometer. Saat timbulnya osilasi pada manometer menunjukkan tekanan sistolis. Tekanan manset terus diturunkan sampai osilasi menghilang yang menunjukkan tekanan diastolis.
Di dalam praktek, ketiga cara ini harus dikombinasikan untuk memperoleh hasil yang memuaskan dan dapat dipercaya.
Protokol
1. Tekanan Darah Istirahat
Ukurlah tekanan darah orang coba setelah berbaring 5 menit, setelah duduk 5 menit dan setelah berdiri 5 menit. Orang coba harus benar-benar dalam keadaan santai. Bandingkanlah hasil ketiga pencatatan ini. Dalam mencatat tekanan darah, gunakan kombinasi ketiga cara tadi.
2. Pengaruh Perubahan Sikap
Orang coba berbaring 5 menit. Ukurlah tekanan darah, kemudian orang coba diminta agar segera berdiri dan ukurlah segera tekanan darah dengan lengan lurus ke bawah. Tekanan diukur 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 menit sesudah berdiri.
3. Pengaruh Kerja Otot
Orang coba diminta untuk melakukan kegiatan misalnya berlari di tempat selama kurang lebih 3-5 menit kemudian catatlah tekanan darah kontrol (sebelum kegiatan)
4. Pengaruh Berpikir
Catatlah tekanan darah kontrol. Kemudian orang coba diminta berpikir dengan kuat yaitu memecahkan soal matematika yang susah. Catatlah tekanan darahnya secepat mungkin, kalau perlu selagi berpikir. Bandingkanlah dengan tekanan darah kontrol.
5. Percobaan Valsava (Valsava Manuver)
Buatlah pencatatan kontrol. Orang coba diminta untuk melakukan ekspirasi kuat dengan glottis tertutup (mengedan). Catatlah tekanan darah pada saat ini dan bandingkan dengan tekanan kontrol.
6. Percobaan Muller
Orang coba diminta untuk inspirasi kuat dengan glottis tertutup. Ukurlah tekanan darah dan bandingkan dengan tekanan kontrol.
D. Hasil Percobaan
Dalam keadaan normal, tanpa andanya pengaruh faktor-faktor pengukuran tekanan darah, misalnya pengaruh perubahan sikap, pengaruh kerja otot dan lain-lain.
a. Dengan cara palpasi
Nama : Nn. D
Nama Pemeriksa : Nn. J
Umur : 18 Tahun
Hasil pemeriksaan : 100 mmHg
b. Dengan cara auskultasi
Nama : Nn. D
Nama pemeriksa : Nn. J
Umur : 18 Tahun
Hasil pemeriksaan : 100/70 mmHg
c. Dengan cara osilasi
Nama : Nn. D
Nama pemeriksa : Nn. J
Umur : 18 tahun
Hasil pemeriksaan : 100/70 mmHg
Protokol
1. Tekanan darah isitahat.
Nama : Nn. J
Nama Pemeriksa : Nn. D
Umur : 18 Tahun
Hasil pemeriksaan :
Pada saat baring : 80/42 mmHg
Pada saat duduk : 90/60 mmHg
Pada saat berdiri : 100/70 mmHg
2. Pengaruh perubahan sikap
Nama : Nn. FA
Nama Pemeriksa : Tn. HR
Umur : 19 Tahun
Hasil pemeriksaan :
Pada saat berbaring 5 menit : 120/73 mmHg
Pada saat berdiri :
Tekanan darah 1 menit : 122/75 mmHg
Tekanan darah 3 menit : 110/80 mmHg
Tekanan darah 5 menit : 110/45 mmHg
3. Pengaruh kerja otot
Nama : Tn. FI
Nama pemeriksa : Nn. F
Umur : 19 Tahun
Hasil pemeriksaan :
TD sebelum berlari : 119/60 mmHg
TD setelah berlari 5 menit : 109/90 mmHg
4. Pengaruh berpikir
Nama : Nn. I
Nama pemeriksa : Nn. H
Umur : 19 Tahun
Hasil pemeriksaan :
Tekanan darah kontrol : 116/80 mmHg
Tekanan darah setelah berpikir : 130/100 mmHg
5. Percobaan valsava
Nama : Nn. IMU
Nama pemeriksa : Nn. IAR
Umur : 19 Tahun
Hasil pemeriksaan :
Tekanan darah kontrol : 102/48 mmHg
Tekanan darah ekspirasi : 90/50 mmHg
6. Percobaan Muller
Nama pemeriksa : Nn. IMU
Nama pemeriksa : Nn. IAR
Umur : 19 Tahun
Hasil pemeriksaan :
Tekanan darah kontrol : 102/48 mmHg
Tekanan darah inspirasi : 90/60 mmHg
E. Analisis Hasil Percobaan
a. Cara Palpasi
Pada saat pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi kita meraba arteri brachialis dengan memompa manset sampai sistolnya menghilang, sehingga didapatkan hasil pemeriksaan 100 mmHg. Ini disebabkan karena orang coba dalam keadaan anemia karena kurang tidur. Namun dengan menggunakan cara ini diperoleh hasil yang kurang akurat karena yang diperoleh hanya tekanan sistolnya saja.
b. Cara Auskultasi
Pada pengukuran tekanan darah dengan cara auskultasi kita menggunakan stetoskop, dengan stetoskop kita dapat mengukur sistol dan diastolnya orang coba dengan cara mendengar bunyi yang timbul pada arteri brachilis yang disebut bunyi korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut. Dengan metode ini diperoleh hasil pengukuran 100/70 mmHg. Ini disebabkan karena orang coba dalam keadaan anemia karena kurang istirahat. Sehingga menyebabkan tekanan darah rendah.
c. Cara Osilasi
Pada percobaan ini kita melihat osilasi pada manometer. Manset dipompa sampai tekanannya 100-120 mmHg melebihi tekanan sistolis, yang ditentukan dengan motode Riva Rocci. Saat pemeriksaan dengan cara osilasi didapatkan hasil pengukuran 100/70 mmHg. Hal ini disebakan orang coba dalam keadaan kurang tidur. Sehingga tekanan darahnya menurun.
Protokol :
1) Tekanan darah istirahat
Pada protokol ini didapatkan hasil 80/42 mmHg pada saat berbaring, 90/60 mmHg pada saat duduk dan 100/70 pada saat berdiri. Hal ini menunjukkan bahwa posisi tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah. Dimana saat pergantian posisi tubuh tekanan darah ikut mengalami perubahan.
Peningkatan tekanan darah terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi, jantung harus memompa lebih keras untuk melawan gaya gravitasi. Berbeda pada saat berbaring letak ekstremitas atas dan bawah sejajar dengan jantung sehingga kecepatan aliran darah standar. Tapi bila dalam keadaan berdiri bagian ekstremitas atas dan kepala lebih tinggi dari jantung sehingga untuk memenuhi kebutuhan pada tempat yang dituju, maka diperlukan tekanan pompa yang besar sehingga curah jantung meningkatkan tekana darah.
2) Pengaruh perubahan sikap
Perubahan sikap mempengaruhi tekanan darah. Hal ini dapat kita lihat pada percobaan ini didapatkan hasil 120/73 mmHg pada saat berbaring, 122/75 mmHg pada saat berdiri, 110/80 setelah 3 menit dan 110/45 setelah 5 menit.
Hal ini sesuai dengan teori, karena pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran darah horisontal dan tidak terlalu melawan gravitasi. Pada saat berdiri kerja jantung dalam memompa darah menjadi lebih besar karena melawan gaya gravitasi.
Namun, pada saat berdiri 3 menit dan 5 menit tekanan darah menjadi menurun melebihi tekanan darah saat berbaring, mungkin terjadi kesalahan pemeriksaan atau kesalahan dalam penggunaan alat.
3) Pengaruh kerja otot
Pada percobaan ini didapatkan hasil tekanan darah kontrol orang coba 119/60 mmHg dan setelah kegiatan tekanan darah orang coba berubah menjadi 109/90 mmHg.
Hal ini tidak sesuai dengan teori, dimana dalam proses kontraksi, otot memerlukan pasokan oksigen yang banyak untuk memenuhi kebutuhan energi. Darah berfungsi menyuplai O2 untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu, curah jantung akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan energi melalui peningkatan aliran darah. Selain itu, perangsangan impuls simpatis menyebabkan vasokontriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali pada otot yang aktif, terjadi vasodilatasi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah akan meningkat setelah melakukan aktivitas fisik. Selain itu, sewaktu otot-otot berkontraksi, otot tersebut menekan pembuluh darah dari pembuluh perifer ke jantung dan paru-paru. Sehingga akan meningkatkan curah jantung.
Oleh karena itu, percobaan pengaruh kerja otot gagal. Hal ini disebabkan karena mungkin adanya kesalahan pemeriksaan dan penggunaan alat.
4) Pengaruh berpikir
Pada percobaan ini di dapatkan hasil 116/80 mmHg tekanan darah normal dan 130/100 mmHg tekanan darah setelah berpikir.
Pada percobaan ini tekanan darah meningkat karena otak membutuhkan banyak energi dan oksigen untuk berpikir, sehingga kardiak output akan ditingkatkan yang selanjutnya akan meningkatkan aliran balik vena dan meningkatkan tahanan perifer yang kemudian menyebabkan tekanan darah meningkat. Selain itu jantung juga harus melawan gravitasi untuk mengantarkan darah ke otak.
5) Percobaan valsava
Pada percobaan ini didapatkan hasil 102/48 mmHg tekanan darah kontrol orang coba dan berubah 90/50 mmHg pada saat ekspirasi. Hal ini sesuai dengan teori.
Pada percobaan ini tekanan darah menurun karena seseorang melakukan ekspirasi kuat dengan glottis tertutup dimana tekanan intratorakal sehingga aliran balik vena menurun yang mengakibatkan curah jantung menurun dan selanjutnya menyebabkan penurunan tekanan darah.
6) Percobaan muller
Pada protokol ini di dapatkan hasil tekanan darah kontrol orang coba 102/48 mmHg dan berubah menjadi 90/60 mmHg tekanan darah pada saat melakukan inspirasi. Hal ini tidak sesuai dengan teori.
Dimana pada saat melakukan inspirasi, tekanan darah meningkat karena otot dada berkontraksi dan membutuhkan suplai oksigen banyak, sehingga aliran darah meningkat, menyebabkan tekanan darah meningkat.
Hal ini tidak sesuai dengan teori karena mungkin kesalahan pemeriksaan atau kesalahan penggunaan alat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cara-cara yang dilakukan untuk pengukuran tekanan darah arteri yaitu :
a) Cara palpasi yaitu dengan cara meraba denyut nadi.
b) Cara auskultasi yaitu dengan cara mendengarkan suara arteri dengan menggunakan stetoskop
c) Cara osilasi yaitu dengan cara melihat osilasi pada manometer.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu :
a) Umur
b) Kegiatan (kerja otot perubahan sikap)
c) Ketinggian (gravitasi)
d) Ekspirasi dan inspirasi
e) Kerja jantung
f) Pengaruh berpikir
B. Saran
Sebaiknya pada percobaan ini menggunakan alat yang memadai. Orang coba harus dalam keadaan rileks dan pemeriksa harus mengetahui betul penggunaan alat agar tidak terjadi kekeliruan.
Sebaiknya ruangan praktikum dilengkapi dengan penyejuk ruangan agar proses pembelajaran tidak terganggu dengan suhu ruangan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pearce, Evelyn.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:
PT Gramedia.
2. Taylor, Sheller E.2003.Health Psychology.Amerika Utara:McGraw-Hill.
3. Guyton, Arthur.2006.Ed. 11.Text Book of Medical Physiology.Cina:Elsevier
Saunders.
4. Dedy.2009.Fisiologi Jantung & Pembuluh Darah.In www.sidenreng.com.Last
Update 5 Juli 2010.
5. Ganong, William F.2002.Ed. 20.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta. EGC.
6. Syaifuddin.2009.Ed. 2.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
7. Despopoulos, Agamemnon.2003.Ed. 5. Color Atlas of Physiology.Jerman:
Georg Thieme Verlag.
8. Moca.2010.Hipertensi.In www.mocacandy.blogspot.com.Last update 5 Juli 2010.
9. Harmoko.2010.Makalah Anatomi dan Fisiologi Darah Manusia.In
www.nsharmoko.blogspot.com..Last Update 5 Juli 2010.